Waralaba Orchard Signature Singapore Ice Cream, Beromzet Ratusan Juta
PlasaFranchise.com - Siapa yang tak kenal ice cream yang satu ini, Orchard Signature Singapore Ice Cream. Mungkin dibenak anda Orchard Signature adalah merek atau brand luar negeri. Namun sebenarnya Orchard Signature Singapore Ice Cream adalah asli buatan dalam negeri, baik merek maupun produknya. Melalui tangan seorang Ailin Kristianto, Singapore ice cream ini diciptakan.
Orchard Signature Pionir Singapore Ice Cream di Indonesia
Pada saat Ayline menjalankan sebuah tugas kuliah di Singapore, sebagai syarat kelulusan. Suatu ketika dia melewati sebuah disebuah jalan di Singapore dan dia melihat ada ice cream yang sangat ramai. Tapi yang sangat mengherankan adalah, rata-rata pembelinya orang Indonesia. Pada akhirnya terpikirkan olehnya, untuk membuat usaha ice cream Singapore di Indonesia pada tahun 2012.
Orchard Signature memadukan antara ice cream dan roti tawar, dengan 14 pilihan rasa. Terbagi atas dua varian rasa yaitu, reguler vanila strobery coklat dan mocca, untuk yang sepesial ada durian, blue berry, tiramisu, taro dan lain-lain.
“Sebagai pionir ice cream Singapore di Indonesia, kami mempunyai konsep dengan baik, keunggulan kami terletak pada kualitas bahan fresh, inovasi, dan pelayanan yang memuaskan,”kata Ayline Christianto owner Orchard Signature Singapore Ice Cream.
Orchard Signature Omzet Ratusan Juta
Saat ini Orchard Signature Singapore Ice Cream sudah memiliki 21 outlet yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dan akan menambah dua outlet lagi hingga akhir tahun 2014. Rata-rata omzet Orchard Signature Singapore Ice Cream, mencapai Rp 60 juta hingga Rp 200 juta perbulan, angka tersebut diambil dari omzet outlet yang terendah hingga tertinggi.
Biaya investasi yang harus dikeluarkan sebesar Rp 227 juta, untuk jangka waktu dua tahun, sudah termasuk semua biaya-biaya, setelah itu ada renewal fee sebesar Rp50 juta perdua tahun. fasilitas yang didapatkan antaralain, semua peralatan, training, grand opening, kit software dan sebagainya. kemudian ditambah persedian bahan baku sejumlah 700 potong di awal. Untuk kembali modal, jika omzet rata-rata Rp 68 juta, setelah dipotong gaji karyawan, sewa tempat, royalti akan kembali dalam delapan bulan.
(Hadi)