Potensinya Besar, Pria Ini Sukses Buka 3 Apotek K-24
Apotek K-24 juga telah banyak melahirkan mitra-mitra terbaiknya, salah satunya adalah Indriatno Hardijanto yang kini telah memiliki 3 apotek sejak pertama bermitra dengan Apotek K-24 pada April 2006 lalu.
Pria yang akrab disapa Indriatno ini membuka bisnis apotek pertamanya di Rawamangun yang kemudian disusul Apotek K-24 Cempaka Putih dan Salemba pada 2009, Apotek K-24 Matraman pada 2010 dan Apotek K-24 Bintaro Utama
“Sekarang saya punya 3 Apotek K-24. Kalau Apotek K-24 Matraman sudah diambil alih oleh franchisor sebagai bagian dari strategi bisnisnya dan Apotek K-24 Salemba karena tidak tercapai target revenue-nya,” ungkap Indriatno dalam keterangan resminya pada Franchiseglobal.com, Senin (21/1/2019).
Indrianto yang juga sebagai seorang entrepreneur ini mengaku tertarik dengan bisnis Apotek K-24 lantaran bisnis ini memiliki potensi yang cukup besar, terutama di daerah-daerah luar kota Jakarta dan juga di Luar Jawa.
Selain itu, Apotek K-24 juga bisa dibilang lebih unggul jika dibandingkan dengan bisnis apotek lainnya, mulai dari kelengkapan obatnya sampai ketersediaan apotek yang buka hingga 24 jam nonstop.
“Maksudnya obat-obat yang umum itu sudah pasti ada setiap saat sehingga tidak akan mengecewakan pasien,” jelasnya.
Rata-rata, investasi yang dikeluarkan oleh Indrianto dari masing-masing apotek yang dia punya sekitar Rp1 miliar dengan perkiraan omset yang masuk setiap bulannya mencapai Rp400 juta sampai Rp500 jutaan.
“Kalau Apotek K-24 Rawamangun dan Apotek K-24 Cempaka Putih, pencapaian omsetnya kita masih dalam 10 besar seluruh Apotek K-24 sehingga sudah balik modal dan bahkan sudah memberikan kontribusi untuk apotek-apotek lain yang didirikan kemudian. Sedangkan Apotek K-24 Bintaro utama omsetnya Rp400 juta sampai Rp500 jutaan per bulan dan belum balik modal. Saya perkirakan 2 sampai 3 tahun lagi baru balik modal,” katanya.
Indrianto yang juga memiliki bisnis F&B dan Jewelry bersama istri tercintanya ini mengaku, support yang diberikan principal K-24 ini cukup baik, terutama dalam bidang IT yang dinilainya sangat luar biasa.
Begitu juga dengan marketing dan juga promosi yang menurut dia tetap terjaga secara nasional dan secara rutin telah memenangkan berbagai penghargaan.
“Kuncinya tetap pengadaan obat yang diperlukan pasien setiap saat. Ini diukur dengan produk readiness lebih besar 98 persen, yaitu dari 1000 item produk-produk yang dibutuhkan harus ada setiap saat sebanyak 980 item, ini diukur sampai 4 kali sebulan untuk melihat kesiapan kita,” tuturnya. [ded]
.webp)
