Laba Tumbuh Minim, Starbucks Akui Terimbas Tren Belanja Online
Starbucks dikuartal terakhir tahun lalu membukukan kenaikan laba 25%. Namun meskipun demikian, pertumbuhan pendapatan di lokasi yang sudah mapan hanya 5%. Jumlah peminum kopi khas jaringan waralaba kopi asal Seattle, Amerika Serikat ini ditengarai tidak sebanyak masa lampau.
Sebagaimana dilansir oleh metrotvnews.com, Sabtu (25/01) lalu, Troy Alstead, Chief Financial Officer Starbucks mengatakan, pertumbuhan penjualan lebih lambat karena terimbas tren belanja online yang terus meningkat. Ini menyebabkan masyarakat lebih jarang menyambangi pusat perbelanjaan atau gerai Starbucks.
Karena itu, untuk mengundang lebih banyak pengunjung, Starbucks selama ini selalu memperkaya menu kopi dan juga membenahi sajian roti isi dan kuenya. Troy Alstead mengatakan bahwa resep baru croissant yang dijual Starbucks saat ini lebih disukai pelanggan.
Dan untuk mendongkrak kembali laba mereka, pihak Starbucks telah melakukan perluasan bisnis dan juga pasar dengan membuka gerai teh. Gerai teh pertama milik Starbucks itu dibuka di New York, Amerika Serikat akhir tahun lalu.
Wawan W. Efendi