UMKM Pemain Kunci Atasi Permasalahan Sosial-Ekonomi
FRANCHISEGLOBAL.COM, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni Primanto Joewono mengatakan negara maju maupun negara berkembang menyadari bahwa usaha mikro kecil dan menengah adalah pemain kunci yang dapat diandalkan untuk mengatasi masalah sosial-ekonomi dan mencapai tujuan pembangunan.
Hal itu dikatakannya saat memberikan sambutan secara virtual dalam seminar internasional "12th Sustainable Competitive Advantage; International Conference, Colloquium, and Call for Papers" dengan tema "Empowering UMKM Productivity, Inclusive Growth and Innovation in the Digital Era" yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed bekerjasama dengan Kantor Perwakilan BI Purwokerto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (12/10/2022).
"Oleh karena itu, pemulihan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19 perlu dimulai dari pemulihan UMKM," kata dia.
Secara teoritis, menurut dia lagi, mustahil bagi Bangsa Indonesia untuk pulih pascapandemi kecuali dengan segera memulihkan UMKM.
Dia mengatakan berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM (2001) Indonesia memiliki 64,2 juta UMKM dengan kontribusi 61,07 persen atau Rp8.573,89 triliun terhadap PDB negara.
Dari total jumlah UMKM tersebut, lanjut dia, beberapa di antaranya merupakan usaha kecil dan menengah. Karena itu, mengembangkan dan meningkatkan UMKM akan mengarah pada pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dan peningkatan pendapatan bruto produk dalam negeri.
Menurut dia, hal ini menjadi peluang bagi UMKM untuk mempromosikan produknya agar dapat mengikuti perkembangan permintaan yang besar dari pasar domestik serta peluang untuk mengekspor produk UMKM lokal dan pada akhirnya akan mengarah pada pergerakan ekonomi yang luas.
"Pemerintah menyadari bahwa untuk memulihkan UMKM diperlukan berbagai program dan semua pemangku kepentingan perlu berkolaborasi untuk menjadikan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional," ujarnya.
Saat ini, kata dia, ekonomi yang sedang berkembang di kawasan Asia diperkirakan akan tumbuh seiring pandemi mereda berkat penanganan sistematis dan realisasi vaksinasi hingga suntikan vaksin dosis ketiga (penguat/booster).
Dia menambahkan permintaan dari pasar global dan domestik tampaknya meningkat seiring permintaan barang dan jasa tumbuh dan peluang ekspor dan impor juga semakin besar.
Upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara yang terkena dampak pandemi COVID-19 tidak bisa terpisah dari kepedulian dunia untuk bergabung dan saling mendukung untuk pulih lebih kuat dan berkelanjutan.
"Saat KTT G20 diadakan, para pemimpin negara anggotanya mengharapkan agar krisis global akibat pandemi tidak akan pernah terjadi lagi. Dan ini melahirkan kerangka kerja pemulihan bersama yang lebih kuat," jelasnya.
Dia mengatakan kerangka kerja ini berfungsi sebagai tujuan untuk merumuskan kebijakan dan membuat komitmen bersama untuk bergerak bersama menuju terciptanya lingkungan yang berkelanjutan dan pertumbuhan global.
Ditinjau dari faktor ekonominya, kata dia, PDB Indonesia menempati peringkat ke-16 di antara negara-negara G20, dengan PDB sebesar 1,07 triliun dolar Amerika Serikat.
"Oleh karena itu masuk akal untuk mengharapkan bahwa negara kita akan di 10 besar kekuatan ekonomi dunia setelah UMKM diberdayakan," tegasnya.
Doni mengatakan upaya pemulihan yang dilakukan di Indonesia fokus pada penguatan pedoman pembiayaan UMKM dengan mempertimbangkan empat aspek, yaitu peningkatan peran dan pemanfaatan Fintech, peningkatan ketahanan UMKM terutama saat krisis, perlunya pendampingan UMKM dalam penghijauan transisi, serta kebutuhan untuk menyediakan data granular pada UMKM untuk membantu mereka mengakses keuangan.
Ketika tatanan ekonomi dunia bergeser ke arah pasar bebas, kata dia, aman untuk mengatakan bahwa yang sebenarnya tantangan yang dihadapi UMKM bersifat internal di mana mereka tertinggal dalam hal produktivitas, efisiensi, dan inovasi.
Menurut dia, pemulihan diperkuat melalui banyak program yang telah dilaksanakan seperti pemberian bantuan mikro, fasilitasi dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk UMKM, serta mendorong pelaku UMKM dalam negeri untuk mengoptimalkan lebih lanjut digitalisasi untuk menjadi sarana pemasaran mereka.
Untuk itu, lanjut dia, program-program tersebut harus dilanjutkan dan transformasi UMKM menuju kebutuhan digitalisasi dan inovasi untuk dipercepat.
"Tingginya pemanfaatan teknologi digital menjadikan ekonomi digital sebagai peluang bagi perekonomian Indonesia," tandasnya.