Sosok Pendiri Potato Corner yang Pernah Menjadi Cleaning Service
Jalan kesuksesan merupakan sebuah misteri yang kadang tidak terduga. Seperti kisah pendiri Potato Corner, Jose Magsaysay. Pengalaman bekerja pertamanya di dunia makanan cepat saji adalah sebagai cleaning service. Tak disangka profesi itu menjadi titik awal yang membawa Jose menjadi pengusaha yang berhasil.
Jose Magsaysay merupakan sosok dibalik berdirinya bisnis kentang goreng Potato Corner. Berawal dari gerobak kecil di Filipina, kini Potato Corner telah tersebar di berbagai negara.
Pada 2015 Potato Corner memperoleh rekor penjualan sebesar PhP 1 miliar (atau sekitar Rp 279 miliar) serta merayakan pencapaian gerainya yang telah hadir di 11 negara. Kini Potato Corner telah dianggap sebagai merek internasional.
Jose Magsaysay merintis bisnisnya tersebut dari titik bawah. Mengutip dari berbagai sumber, perjalanan Jose Magsaysay dimulai saat ia berhenti berkuliah dan memilih untuk bekerja. Pilihan ini ia ambil demi membantu keuangan ibunya.
Jose kemudian ditawari pekerjaan penuh waktu oleh restoran cepat saji Wendy’s. Posisi pertama yang Jose jalani di Wendy’s pada 1983 adalah sebagai petugas kebersihan. Walau cukup sulit, pengalaman ini memberikan banyak pelajaran untuk Jose, seperti manajemen dan bertanggung jawab atas toko.
Seiring berjalannya waktu, Jose dipercayai untuk naik pangkat. Jose sempat menjabat sebagai trainee manajemen hingga menjadi Dewan Direksi selama bekerja kurang lebih sembilan tahun di Wendy’s.
Setelah mendapat saran dari kerabatnya, akhirnya pada 1992 Jose membuka bisnis kentang goreng rasa sebagai pemasukan sampingan. Jauh dari mewah, Potato Corner hanya berawal dari gerobak di Mandaluyong. Sedangkan kantor pertama bisnis ini adalah di kediaman ibu Jose.
Jose tidak sendirain dalam mengembangkan Potato Corner. Ia besama rekan-rekannya, namun mereka tidak memiliki cukup pengalaman di bidang bisnis.
“Sebagian besar dari kami tidak memiliki pengalaman bekerja di perusahaan sehingga kami membutuhkan waktu lama untuk mempelajari cara menjalankan perusahaan. Kami harus mempelajari fungsi dewan, pemegang saham, dan CEO,” ucap Jose.
Tak disangka, kentang Jose diminati publik. Dalam 30 hari, Jose mampu membayar kembali pinjamannya yang sebesar PhP 37.500 (atau sekitar Rp 10 juta), begitu juga dengan rekan-rekannya. Keberhasilan ini membuat Jose dan grup melihat peluang terbuka.
Setelah Potato Corner terus berkembang, Jose harus memutuskan pilihannya antara bekerja penuh waktu untuk Wendy’s atau pada bisnis pribadinya. Ia akhirnya meninggalkan jabatannya dan fokus mengembangkan Potato Corner.
Walau sistem waralaba saat itu masih asing, Jose tetap memilih cara itu untuk mengembangkan bisnisnya. Dengan semangat, ia menggali ilmu tentang waralaba melalui buku. Jose juga banyak tahu tentang mekanisme warlaba melalui tempat bekerja lamanya.
Ternyata waralaba Potato Corner berhasil bertumbuh dengan cepat. Pada 1997, Jose bersama mitranya telah berhasil membuka 120 gerai Potato Corner.
Pada 2004, terdapat mahasiswa Indonesia yang mendapat gelar di Filipina. Ia tertarik untuk membawa Potato Corner ke Indonesia.
Awalnya Jose merasa ragu dan masih ingin mengembangkan pasar lokal. Namun mahasiswa ini dengagn gigih terus menghubungi Jose sejak 2004.
Akhirnya pada 2006 Jose menerima ide untuk membawa mereknya ke luar negeri. Pada saat itulah, Potato Corner pertama buka di Indonesia.
Selang empat tahun, Jose membawa Potato Corner ke Amerika Serikat. Berangkatnya Potato Corner ke Amerika juga tak lain berkat seorang siswa yang ayahnya bekerja sebagai kepala keamanan Kedutaan Besar Israel di Filipina.
Pada 2016, Potato Corner sudah memiliki lebih dari 100 toko di Indonesia, 45 toko di Amerika Serikat, dan di berbagai negara lainnya. Pegawai kantor pusat yang awalnya hanya terdiri dari 4 orang, kini sudah berkembang menjadi 200 pegawai.
Atas dasar kecerdasan Jose dalam mengembangkan perusahaan, ia memperoleh banyak penghargaan, antara lain Franchise Excellence Hall of Fame pada tahun 2003; penghargaan MVP Bossing pada tahun 2011; Penghargaan Pengusaha Terbaik Tahun 2016; dan penghargaan AIM Triple A Distinguished Alumni achievement award 2019.