Ini Kitab Dapur Tempur Melebarkan Sayapnya

Mengusung beragam menu makanan Asia, Dapur Tempur memiliki strategi yang unik dan berbeda untuk menarik pelanggan atau Komandan untuk mau singgah ke barak-barak milik mereka. Bahkan marketing yang mereka lakukan tersebut, masuk ke dalam salah satu sistem Franchise yang ditawarkan.

CEO Dapur Tempur, Wendy Santoso menjelaskan bahwa Dapur Tempur memang memiliki marketing map yang berbeda dengan resto-resto pada umumnya, dimana ada tim khusus yang diterjunkan langsung ke lapangan untuk menganalisa beberapa kebutuhan-kebutuhan dari Dapur Tempur itu sendiri.

“Marketing Map ini adalah hasil analisa dari tim lapangan, setelah dapat datanya dan ok. Kebutuhannya ini akan kita buatkan Marketing Map selama enam bulan, dari enam bulan tersebut ada goals yang harus  dicapai,” ujar Wendy Santoso.

Marketing map yang dilakukan Dapur Tempur tidak berhenti hanya sampai di situ, marketing map yang mereka lakukan akan berkelanjutan dengan tenggang waktu selama enam bulan. Dalam penerapannya, marketing map tersebut akan di breakdown secara detail.

Dari detail tersebut nanti akan ditentukan mana kewajiban Franchisor dan mana kewajiban Franchisee sesuai marketing map yang sudah tersusun, yang akan dikontrol bersama-sama. Wendy mengakui, langkah yang dilakukannya ini sangat efektif dalam proses marketing.

Trial kami di Jambi dan Bali, dan itu berhasil. Jambi dan Bali kita kerjakan (marketing map), so far so good, marketing map ini adalah kitab menjalani bisnis di dalam divisi marketing,” sambung Wendy.

Dengan konsep militer dan keunggulan menu yang mereka miliki, hingga September nanti, Dapur Tempur akan memiliki 7 barak yang siap beroperasi setelah Jambi, Bali dan Bandung yang sudah lebih dulu beroperasi. Bahkan Wendy optimis Dapur Tempur dapat membuka 10-15 barak lagi sepanjang tahun 2016 ini.

Berbicara mengenai syarat khusus untuk menjadi mitra dari Dapur Tempur, tidak ada syarat tertentu untuk menjadi mitra Dapur Tempur. Namun, Dapur Tempur memiliki tim tersendiri untuk mensurvei apakah tempat yang diajukan calon mitra layak atau tidak. Hal tersebut dilakukan Wendy untuk meminimalisir resiko-resiko yang akan terjadi.

“Kami punya tim survey khusus, jadi mereka yang menentukan bahwa tempat itu layak atau tidak untuk meminimalisir resiko. Tidak pasti di approve memang, cuma menurut kami, kami akan ajukan tempat lain yang lebih ok agar usaha itu dapat berjalan lancer. Kami juga lebih selektif,” Wendy menambahkan.

Jika ingin ber-mitra dengan Dapur Tempur, setidaknya calon mitra sudah memiliki tanah seluas 120 meter, untuk lokasi di Mall atau Ruko. Selain itu, carilah tempat yang traffic dilalui orang sangat tinggi, baik itu dekat pertokoan ataupun dekat perkantoran. Tidak melulu berbicara uang, bahkan hingga saat ini Dapur Tempur sudah menolak enam calon mitra karena mereka nilai tidak cocok.

Berminat menjadi Franchisee dari Dapur Tempur? Mudah, anda cukup merogoh kocek sebesar Rp 75 juta sampai Rp 125 juta untuk Franchise Fee. Untuk total budget dibutuhkan sekitar Rp 250 juta sampai Rp 400 juta, non bangunan.

“Ini seru, fluktuatif. Karena memang semua itu ditentukan oleh luas area dan lain-lain, tapi kalau Franchise Fee kita jual dari Rp 75 juta sampai Rp 125 juta. Kalau paket kurang lebih berkisar diantara Rp 250 juta – Rp 400 juta,” jelas Wendy.

Bagaimana? Tertarik menjadi mitra waralaba Dapur Tempur? klik Waralaba Dapur Tempur atau isi form di bawah ini.

DISCLAIMER
FranchiseGlobal.com tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi. Tidak semua bisnis yang ditampilkan dalam FranchiseGlobal.com menerapkan konsep franchise semata, melainkan menggunakan konsep franchise, lisensi, dan kemitraan.

Member of:

Organization Member:

Media Partner:

Our Community: