Gelar Rakernas VIII, ASPI Ingin Spa di Indonesia Berbobot dan Bersertifikasi

Rakernas dihadiri oleh Pejabat Kementrian Pariwisata sekaligus membuka kegiatan tersebut yaitu Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata, Bpk. Dadang Rizky Ratman SH, MPA. Selain itu juga dihadiri oleh Sekretaris Deputi Pengembangan SDM dan Kelembagaan, Ibu Dra. Riwud Mujurahayu MPd dan Pendiri ASPI yaitu Dr. BRA. Mooryati Soedibyo.

Ketua Umum ASPI, Erwina Soewarma mengatakan bahwa pihaknya menginginkan spa yang ada di Indonesia benar-benar spa yang berbobot dan dinaungi oleh departemen pariwisata dan kesehatan.

“Spa juga merupakan satu destination tourism untuk Indonesia. Selama ini kami sudah bekerjasama dengan Kemenpra, Kemenkes, Undang-Undang dan lain-lain bahwa semua spa yang ada di Indonesia itu baik pengusahanya semuanya harus bersertifikat,” papar Erwina saat ditemui Franchiseglobal.com disela-sela acara Rakernas ASPI VIII.

Menurut Erwina, saat ini sudah ada sekitar 600 industri spa yang telah terdata di ASPI dengan 15 ribu terapis dan profesional yang sudah disertifikasi sejak tahun 2009 sampai tahun 2018. Itu artinya perkembangan bisnis spa di Indonesia sudah mulai mengalami perkembangan yang cukup bagus.

“Disini mungkin kami masih perlu bantuan dan dukungan dari pemerintah setempat bagaimana bisa mensosialisasikan bahwa spa itu usaha yang betul-betul berpotensi bisa meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Indonesia, peningkatan SDM yang berkualitas dan juga membawa nama baik Indonesia sebagai destination spa tourism,” jelasnya.

Dalam ASPI sendiri, tambah Erwina, ada peraturan yang harus diikuti oleh setiap orang yang ingin mendirikan usaha spa di Indonesia seperti bangunannya, tenaga kerjanya dan aturan-aturan lainnya.

“Untuk mendirikan usaha spa mereka harus mendaftar di ASPI dulu, harus menjadi anggota ASPI dulu, harus ada ijin usaha, tenaga-tenaganya juga harus didaftarkan,” katanya.

Seminar “Spa Business in Digital Era”

Acara Rakernas ASPI VIII sendiri bersamaan dengan seminar yang bertajuk ‘Spa Business in Digital Era’. Dimana perkembangan dunia usaha selalu bersinergi dengan perkembangan teknologi. Maka dari itu diperlukan penambahan wawasan, pengembangan pengetahuan dan keterampilan seorang terapis atau pengusaha spa.

Dalam seminar tersebut diberikan pemaparan mengenai business in digital era, harmonisasi regulasi dan sustainable innovation on spa yang dibawakan oleh pakar di bidangnya seperti Burhan Abe, M. Asyhadi SE.M.Pd dan Annie Savitri SE.PGD.I.A.DIPL CIDESCO.

Selain itu, seminar juga dihadiri oleh anggota DPP ASPI perwakilan daerah se-Indonesia, profesional spa, pengusaha spa, produsen produk spa dan yang terkait.

Drs. Teguh Susanto, Amd Ft. selaku Kabid Mutu Lembaga Sertifikasi Profesi Spa Nasional mengatakan bahwa dengan digital era ini harapannya semua yang buka usaha spa tidak terbawa pada arus spa yang belum tersertifikasi.

“Sekarang hampir semua orang punya gadget yang bisa mengakses ke semua usaha. Dengan begitu kita akan mencoba memperbanyak wawasan ataupun cara pandang kita terhadap masyarakat bahwa spa adalah suatu usaha yang profesional yang berafiliasi pada kesehatan,” ungkapnya.

Melalui digital era ini, lanjut Teguh, pihaknya bisa menjangkau semua usaha spa yang ada di wilayah serta bisa mengekspansi pasar spa dan memberitahu kepada masyarakat bahwa spa yang betul adalah spa yang mengikuti aturan atau regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Itu juga membuka kesempatan pada teman-teman kita yang ada di daerah Kalimantan bahwa setiap orang disana bisa membuka spa, karena pasarnya besar sekali karena disana banyak tambang. Tapi dengan membuka pun kita harapkan mereka akan tahu arahan dari DPP, spa yang benar itu seperti apa, spa yang positif seperti apa, spa yang bermanfaat seperti apa. Dengan membuka gadget, mereka akan tahu kalau sebenarnya ada spa yang mengikuti aturan main dan tujuan spa seperti apa,” katanya. [ded]

DISCLAIMER
FranchiseGlobal.com tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi. Tidak semua bisnis yang ditampilkan dalam FranchiseGlobal.com menerapkan konsep franchise semata, melainkan menggunakan konsep franchise, lisensi, dan kemitraan.

Member of:

Organization Member:

Media Partner:

Our Community: