Empuknya Peluang Bisnis Kuliner Bakso Ala Pelopor Bakso Steak
Bagi anda pecinta kuliner bakso, mungkin sudah biasa menikmati hidangan bola-bola daging yang disajkan dengan kuah panas, dalam wadah mangkuk. Namun pernakah anda mencicipi bakso yang dikemas seperti steak ala hidangan barat? Jika belum, ada salah satu bisnis kuliner lokal yang mengusung menu unik ini sebagai produk andalannya.
Brand tersebut adalah Pelopor Bakso Steak (PBS). Adalah seorang Wisnu Arafy, yang menjadi dalang lahirnya bisnis kuliner yang menggabungkan cita rasa lokal dan asing. Mengawali usahanya di kota Surabaya, Wisnu melakukan inovasi dalam menawarkan kuliner bakso agar bisa menarik minat khalayak ramai.
Selain karena produk bakso konvesional sudah menjamur dan lumrah tersedia di berbagai wilayah, menyuguhkan bakso dengan wadah hotplate ini, juga menjadi yang pertama dilakukan ole PBS serta menjadi identitas yang tidak dimiliki bisnis ejenis.
Merintis usaha sejak lima tahun lalu di Surabaya, PBS kini telah memiliki 61 outlet yang tersebar di wilayah Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Bali.. Bahkan sebagian besar outletnya telah dimiliki oleh mitra Maklum, sejak empat tahun lalu, Pelopor Bakso Steak menawarkan peluang bisnis dengan skema kemitraan.
Keunggulan PBS adalah menawarkan varian bakso steik yang jarang dimiliki restoran lainnya. Terdapat 10 varian rasa seperti barbecue dan crispy serta pilihan menu es krim untuk kudapannya. Harga jual yang ditawarkan pun masih sangat terjangkau dan menyangkut seluruh segmen pasar masyarakat.
Menu lain yang juga ditawarkan adalah varian steik dan sajian olahan Mie. Mie yang ditawarkan disajikan dalam hotplate dengan tingkatan rasa dan dinamakan Mie Cak Cok. “Kami selalu menyiapkan antisipasi dengan banyak menu cadangan, yang memungkinkan para mitra untuk terrus bertahan. Termasuk diantaranya inovasi menu menu baru tanpa biaya tambahan,” ujar Wisnu.
Skema kemitraan PBS ditawarkan dengan investasi minimal senilai Rp 50 juta. Perinciannya, Rp 20 juta untuk lisensi merek, Rp 4 juta untuk marketing, Rp 6 juta untuk peralatan dan Rp 3 juta untuk renovasi tempat. Selain itu bahan baku dan bumbu bakal menghabiskan Rp 5,2 juta, sewa bangunan setahun Rp 10 juta, transport Rp 500.000, seragam pegawai Rp 300.000, dan biaya lain-lain Rp 1 juta.
Mitra akan mendapatkan sistem operasional, resep dan masa kerjasama lima tahun. Keunggulannya adalah setelah masa kerjasama habis, mitra bisa meneruskan dengan merek sendiri karena sudah mengerti cara pembuatannya. (adv)
