D’Penyetz, Sukses Taklukkan Pasar Pasar Asia dan Timur Tengah

Merek yang berdiri di Singapura ini sangat unik dan potensial. Produk yang dijual adalah produk Indonesia. Dan pemiliknya juga merupakan orang Indonesia asli. Meski demikian, merek ini mampu menaklukkan pasar Asia di empat negara, dan dalam waktu dekat siap mencengkeram Timur Tengah.

Adalah D’Penyetz, merek yang kini menjadi buah bibir banyak pecinta kuliner nusantara. Edy Ongkowijaya, sang founder and owner berhasil membuktikan bila merek yang menjual produk asli Nusantara ini bisa dicintai di banyak negara. “Sejatinya, saya memulai bisnis di Singapura pada tahun 2005 lalu. Saat itu, saya masih menggunakan merek lain. Hingga akhirnya, karena satu dan lain hal,  di tahun 2009 saya mendirikan bisnis secara  independen dengan merek Dapur Penyet," papar Edy.

Untuk Singapura sendiri sebagai Negara lahir D’Penyetz saat ini sudah ada 9 outlet. Dan tahun 2010 hijrah ke Malaysia (Kuala Lumpur dengan jumlah 12 outlet sekarang), di mana untuk Malaysia tahun ini akan ekspansi ke wilayah Penang, Kuantan, Melaka, Sabah dan Serawak.

Selanjutnya, D’Penyetz akhirnya masuk ke Indonesia tahun 2012. Outlet pertama kali buka di ITC Roxy Mas yang dibuka oleh rekan Edy sendiri yang kini menjadi Master Area untuk wilayah Jabodetabek yaitu Bapak. Vallent. Saat ini ada 12 gerai di Jakarta dan kota lainnya seperti Makassar, Manado, Pontianak dan Medan. Negara selanjutnya adalah Brunei Darussalam awal tahun lalu di Bandar Sri Begawan, dan telah ekspansi 3 outlet disana dan menyusul outlet ke-4 akan dibuka di KualaBelait.

“Untuk Indonesia kami menggunakan merek D’PENYETZ berhubung sudah ada merek yang hampir sama di sebuah kota di Indonesia. Tapi ternyata merek D’Penyetz sangat disukai karena lebih ke Lifestyle dan Cool Modern Image. Menu yang bersifat traditional Jawa dan Sunda mudah diterima di lidah customer Indonesia. Dan juga Brand Recognition yang di mana merek ini berasal dari Singapura, dan telah terbukti SOP dan Management System hingga bisa ekspansi ke kota dan Negara lain,” papar Edy. “Ke depan, kami sedang negosiasi dengan calon mitra di dua negara TimurTengah,” imbuhnya.

Setidaknya, ungkap Edy, ada lima alasan mengapa D’Penyetz dapat dengan mudah diterima di pasar Asia dan Timur Tengah.

Pertama, istilah PENYET (Smashed). Itu sangat membuat orang luar heran dan excited kenapa harus dipenyet dan lain-lain. Kedua, menu andalan Ayam Penyet di mana banyak orang yang menyukai ayam, terutama ayam goreng (friedchicken). Terbukti dengan suksesnya KFC. Tapi di D’Penyetz tidak hanya ayam, tapi tersedia menu lain seperti Beef, Fish, Soupdan Vegetables.

Ketiga, beberapa jenis sambal yang banyak disukai orang seperti sambal penyet (terasi), sambal ijo, sambal belado dan sambal rica.(*Dimana D’Penyetz akan terus R&D menu dan sambal baru untuk keepup dengan customer demand). Keempat, D’Penyetz tidak pernah berhenti untuk inovasi dan consumer behaviour study dan juga regular marketing dan promotion. Karena D’Penyetz percaya bahwa market sekarang, berbeda dibanding dulu (lebihcompetitive, lifestyledll).

Dan kelima, denga hadir di 4 negara terutama  Malaysia, Brunei dan Indonesia (Negara yang mayoritas Muslim) akan sangat membantu untuk kredibilitas image Halal, dan tastebud yang hampir sama(kecuali level pedasnya sambal).

“Selain itu di D’Penyetz, kami menganggap pihak lisensi itu sebagai keluarga sendiri. Dimana komunikasi sangat dekat untuk diskusi ide baru, menu baru, marketing, motivasi dan lain-lain. Tidak HIT and RUN, dimana banyak franchisor yang setelah menerima franchise fee, tidak perduli lagi dengan after sales support,” tukas Edy.

Lebih jauh Edy memaparkan, kota kecil dan daerah di Indonesia sangat prospek. Selain menu kombinasi Jawa dan Sunda, konsep dan wallpapers D’Penyetz sangat menarik dan digandrungi oleh konsumen di kota-kota yang telah dibuka selama ini. Dan terlebih lagi, dengan adanya kunjungan artis datang makan di daerah ketika merek aada show konser, maka akan menaikkan lebih lagi brand image dan awareness di kota tersebut.

“Dan Bali juga akan menjadi prospek luarbiasa. Karena banyak pelancong muslim terutama dari Malaysia, Singapore, Timur Tengah dan Brunei sangat terbatas menu HALAL ACCREDITED dan juga limited pilihan menu local Indonesia disana, dengan harga terjangkau,” jelas Edy.

Berapa modal yang dibutuhkan untuk menjadi mitra? Edy mengungkapkan, nilai investasi tergantung ukuran dan juga banyak faktor lainnya misalnya ruko atau foodcourt, atau di dalam Mall, dan apakah sebelumnya juga restoran, jadi tidak perlu exhaust kipas, greasetrap dan lain-lain.

“Akan tetapi dari franchisee kami yang ada, estimasi investasi untuk konsep foodcourt dan restoran mulai dari Rp 200 jutaan,” tukas Edy. 

Tertarik? Isi form di bawah ini!

DPENYETZ

  • Company: PT. Rasapura Nusantara
  • Country: ID
  • Since: 2009
  • Outlet: 105 Outlet (Indonesia, Malaysia, Singapura, dll)
  • BEP: 8-21 bulan
  • Franchise Fee: -
  • Royalty: -
  • Others: -

Request Information

To learn more about DPENYETZ, request information today!

DISCLAIMER
FranchiseGlobal.com tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi. Tidak semua bisnis yang ditampilkan dalam FranchiseGlobal.com menerapkan konsep franchise semata, melainkan menggunakan konsep franchise, lisensi, dan kemitraan.

Member of:

Organization Member:

Media Partner:

Our Community: