Cara Menghidupkan Website Dan Media Sosial Untuk Pemasaran

Penggunaan website dan media sosial di tengah maraknya digitalisasi seperti sekarang ini dinilai sebagai salah satu jalan tepat untuk digunakan franchisor dalam menggaet para franchisee. Hal ini yang diungkapkan oleh Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) dalam acara Selasa Sharing (SelaSha) yang dilakukan melalui forum diskusi grup whatsaap WALI Family.

Bertindak sebagai moderator dalam diskusi ini ialah Founder Kelola Digital, Ari Nugrahanto. Menurutnya, masih banyak bisnis khususnya waralaba dan pasti memiliki website dan media sosial tetapi belum menjadikan mesin marketing secara maksimal karena minimnya jumlah traffic dan prospect database yang masuk. “Salah satu yang menjadi masalahnya adalah terkadang website atau landing page tidak dilengkapi dengan plug in opt in atau pop up sistem database,” katanya.

Dari permasalahan itu, lanjut Ari, ada beberapa kendala yang sering ditemukan seperti Website loading sangat lama karena semua graphic dan plug in tidak di compress. Disamping itu, nama website masih menggunakan nama perusahaan bukan nama search engine.

“Misalnya seperti   www.franchisepizzaindonesia.com lebih baik daripada merek pizza itu sendiri. Isi yang tidak berbobot, terlalu hard selling sehingga googleBOT atau robot google alogaritma nya tidak 'suka' dengan website kita. Penggunaan WebCopy yang tidak tepat sehingga tidak menarik para prospect,” terangnya.

Ari melanjutkan, media sosial harus memberikan info yang lengkap tapi juga memberikan flexibilitas yang tinggi untuk follower akhirnya tertarik mau berkunjung ke website. Menurutnya, jangan selalu membuat pesan menggantung hanya karena supaya follower dipaksa untuk klik ke website. “Nanti lama-lama mereka akan tidak suka. PRnya setelah itu, benahi web kita atau rumah kita ini. Supaya tamu web kita suka dengan rumah kita. Dari loading yang cepat dan mobile friendly atau bisa dibuka di multiplatform dan tampilan user interface dan user experience yang menarik. Dan minta mereka mengisi buku tamu. Website harus ada plug in buku tamu atau opt in database,” tuturnya.

Sementara itu, Sekjen Asosiasi Pengusaha Kuliner Indonesia (Apkulindo) Masbukhin Pradhana memaparkan data mengenai “Most Active Social Media Platform” alias sosial media paling aktif yang paling digunakan di Indonesia. Menurut data yang dipaparkan Mabukhin, tercatat bahwa Facebook dan Youtube menduduki peringkat 1 dan 2 dengan torehan 49 dan 48%. Setelah itu muncul instagram dengan 29%. “Hal ini berbeda dengan tahun 2016 lalu, dimana pada tahun lalu Blackberry Messenger atau BBM masih menguasai. Tapi saat ini sudah tidak dominan,” terangnya.

Sebagai penutup sekaligus kesimpulan, Ketua Umum Perhimpunan WALI Levita Supit mengungkapkan bahwa saat ini memang sudah menjadi trend pemesanan dan promosi melalui media online. “Dimana dengan menggunakan media sosial akan lebih memudahkan masyarakat dalam hal pemesanan. Dan kita sebagai pelaku bisnis harus siap menghadapi nya karena itu permintaan pasar yang harus di respon untuk memajukan bisnis kita,” tutupnya.

 

DISCLAIMER
FranchiseGlobal.com tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi. Tidak semua bisnis yang ditampilkan dalam FranchiseGlobal.com menerapkan konsep franchise semata, melainkan menggunakan konsep franchise, lisensi, dan kemitraan.

Member of:

Organization Member:

Media Partner:

Our Community: