Asosiasi Pengusaha Kuliner Indonesia (Apkulindo) Resmi Deklarasi

Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia saat ini sudah semakin berkembang pesat. Buktinya, begitu banyak brand kuliner yang berdiri dan bertebaran di wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Ragam kuliner yang mereka sajikan pun begitu banyak, ada yang mengangkat tema kuliner khas tradisional hingga konsep mancanegara. Namun, fakta bahwa banyak juga pemilik brand kuliner yang belum “melek” dengan era digital pun masih kerap menghantui.

Oleh karenanya, Asosiasi Pengusaha Kuliner Indonesia (Apkulindo) belum lama ini mengadakan business forum sambil mendeklarasikan lahirnya asosiasi ini dengan mengangkat tema “Sinergi antar pengusaha kuliner untuk meningkatkan daya saing dan jadi pemenang di pasar nasional dan internasional”. Asosiasi yang baru mendeklarasikan dirinya ini dipimpin oleh owner Quick Chicken Bedi Zubaedi. Apkulindo sukses melakukan forum tersebut dengan dihadiri oleh lebih dari 120 pengusaha kuliner di Indonesia dan juga Soebiakto Prisoedarsono yakni seorang praktisi branding terkemuka di Indonesia.

Hal ini diakui oleh Sekretaris Jenderal Apkulindo, Masbukhin Pradhana. Menurutnya, acara tersebut untuk mendorong para pengusaha kuliner Tanah Air agar lebih mengerti bagaimana cara menjalankan bisnis kuliner serta melek terhadap dunia digital. “Sehingga pengembangan yang terjadi ialah pengembangan yang menyeluruh. Baik pengembangan dari owner nya maupun dari tim nya,” katanya kepada Franchiseglobal.com.

Pria yang akrab disapa “Cak Bukin” ini menambahkan, Apkulindo akan membuat kurikulum pembelajaran agar semua pengusaha kuliner bisa menjalankan bisnisnya dengan baik. Menurutnya, kurikulum itu bisa berbentuk seminar atau lainnya. “Sehingga para anggota bisa meningkatkan daya saing dari amsing-masing bisnisnya,” ujarnya.

Secara umum, katanya, menjalankan bisnis kuliner memang harus diperbaiki terlebih dahulu dari dalam internal si pengusaha itu sendiri. Sehingga, lanjutnya, apa yang menjadi prioritas untuk memajukan bisnis dapat dengan mudah diarahkan ke tim. “Kalau si pengusahanya sendiri tidak mengerti bagaimana menjalankan bisnis, tidak mengerti terhadap visi misi, tidak melek terhadap digital bagaimana mau mengarahkan tim agar berjalan maksimal. Karena itu para pengusaha kuliner harus cakap dalam akses pasar, akses mobile dan pengembangan diri,” ucapnya.

Di era digital seperti sekarang ini, lanjut Masbukhin, konsep digtial marketing juga perlu dimaksimalkan. Menurutnya, hal itu bisa dilakukan dengan melakukan konsep marketing via transportasi online seperti ojek online atau lainnya. “Sehingga brand kuliner pengusaha indonesia dapat dengan mudah diakses orang banyak. Dan jangan lupa untuk memaksimalkan peran sosial media seperti instagram, facebook dan lainnya,” tuturnya.

Seiring banyaknya brand kuliner luar negeri masuk ke Indonesia, Masbukhin menilai hal tersebut karena memang Indonesia menjadi sarang empuk bagi pengusaha kuliner mancanegara. Terlebih, katanya, masyarakat Indonesia sendiri yang memiliki tipikal ingin mencoba kuliner mancanegara. “Tapi memang, kalau pengusaha kuliner Indonesia bisa mengembangkan bisnisnya dengan baik, tidak perlu repot-repot buka di luar negeri. Di dalam negeri saja sudha mendapatkan keuntungan yang maksimal. Namun, Go Internasional tetap dibutuhkan untuk memperkenalkan resepkuliner negeri indonesia ke dunia luar,” tutupnya.

DISCLAIMER
FranchiseGlobal.com tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi. Tidak semua bisnis yang ditampilkan dalam FranchiseGlobal.com menerapkan konsep franchise semata, melainkan menggunakan konsep franchise, lisensi, dan kemitraan.

Member of:

Organization Member:

Media Partner:

Our Community: