Adang Wijaya CEO Green Nitrogen; Tebarkan Angin Perubahan

Memiliki passion di dunia bisnis membuat Adang Wijaya sangat menikmati pekerjaan yang digelutinya sekarang. Pria kelahiran 28 Februari 1970 ini sukses membuka layanan jasa pengisian ban kendaraan dengan menggunakan angin nitrogen. Usaha yang merupakan pelopor stasiun pengisian angin nitrogen ini sekarang menjelma menjadi sebuah bisnis kemitraan yang mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi orang banyak.

Happy ending dari sebuah perjuangan memang terasa indah. Ini dicapai, tentu setelah berhasil menyingkirkan kesulitan. Begitupun yang rasakan oleh Adang Wijaya. Bersama Fajar Handoko teman semejanya semasa SMA, beliau mulai merintis Green Nitrogen pada 19 Mei 2011 dengan gerai pertamanya di Kota Harapan Indah Bekasi. Setelah empat tahun berjalan, kini Green Nitrogen sudah memiliki lebih dari 400 outlet dan tersebar di Sumatera, Jawa dan Bali. 

“Diawal membuka usaha Green Nitrogen kami pun merasakan kesulitan seperti susahnya mecari lokasi SPBU untuk membuka outlet, sulitnya menjual nitrogen, sampai ke omzet yang dalam satu hari hanya Rp. 5 ribu. Dengan kesabaran dan semangat juang yang tinggi, semua itu kami lalui bahkan sekarang kami sudah mendapat restu dari Pertamina untuk membuka outlet Green Nitrogen disemua SPBU Pertamina seluruh Indonesia,” ujar pria yang akrab dipanggil Adang ini.

Lebih lanjut Adang mengatakan bahwa, angin nitrogen layak dikatakan lebih berkualitas karena dalam proses penyaringannya menggunakan generator khusus nitrogen. Mesin ini mampu menghasilkan unsur nitrogen dengan tingkat kemurniannya mencapai 99,5 persen. Dengan semakin banyak pelanggan, Green Nitrogen secara perlahan berhasil mengubah pola hidup masyarakat yang tadinya hanya menggunakan angin biasa, kini menggunakan angin nitrogen.

“Sebenarnya Green Nitrogen ini tak ubahnya Agua dan Sosro dalam mengubah pilihan masyarakat. Ketika Agua hadir, pilihan orang dalam mengkonsumsi air mulai berubah. Yang tadinya mengkonsumsi air rebus, mulai beralih ke air kemasan. Pun demikian dengan Sosro yang mengubah gaya minum teh dari diseduh menjadi teh dalam botol,” jelasnya.

Sebagai Owner Green Nitrogen, lulusan pendidikan tinggi Universitas Brawijaya Malang (1993) ternyata sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. Bahkan sistem yang diterapkan di Green Nitrogen sendiri adalah silaturahmi dan berjamaah. Adang pun selalu meminta semua karyawannya yang beragama Islam untuk salat berjamaah.

“Bisnis angin yang saya jalankan berlandaskan silaturahmi dan berjamaah. Artinya, kami menerapkan konsep bisnis berbasis persahabatan dan kebersamaan. Saya juga lebih suka menamai para mitra sebagai kerabat, sehingga konsep silaturahmi dan berjamaah yang kami tanamkan bisa nyambung. Semua karyawan disini yang beragama Islam juga diwajibkan untuk salat,” tambah Adang.

Beliau melanjutkan bahwa saat ini memang Green  Nitrogen masih membuka peluang kepada siapa saja yang ingin bergabung. Tetapi yang diprioritaskan adalah para kerabat dekat, sahabat, teman, tetangga disekitar rumah, atau siapa saja yang berminat dengan referensi oleh orang-orang yang telah bergabung lebih dahulu. Cukup dengan investasi senilai Rp 120 juta, investor sudah mendapatkan semua fasilitas dari Green Nitrogen dan siap menjalankan bisnisnya.

Dengan apa yang diraihnya sekarang ini, Adang merasa bahwa salah satu kunci sukses dari berbisnis adalah masalah kejujuran yang pada akhirnya akan membuahkan sebuah kepercayaan. Untuk membangun kepercayaan tersebut, dirinya memulai dari orang-orang terdekatnya. “Kita tidak mungkin menjalankan sebuah bisnis sementara keluarga, tetangga dan orang-orang didekat kita tidak percaya. Ada apa denganmu? Sekiranya pertanyaan itu menggelitik calon pebisnis sebelum memulai usahanya,” lanjutnya.

Diakhir perbincangan, alumni Pascasarjana Magister Manajemen PPM Jakarta (1999) ini menyebut dua orang ‘bidadari’ yang selalu memberikan  ekstra power charge dimasa sulit merintis Green Nitrogen. “Kedua bidadari itu adalah Ibu dan Istriku. Karena saya membutuhkan dana tambahan, isteri saya rela menjual perhiasannya. Sementara Ibu, harus mengurungkan niatnya untuk membeli sebua MPV karena tabungannya senilai Rp. 150 juta dipakainya untuk membantu saya. Pengorbanan mereka sangatlah berarti bagi saya sampai saat ini,” tutup Adang. 

Kunjungi Green Nitrogen untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. 

DISCLAIMER
FranchiseGlobal.com tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi. Tidak semua bisnis yang ditampilkan dalam FranchiseGlobal.com menerapkan konsep franchise semata, melainkan menggunakan konsep franchise, lisensi, dan kemitraan.

Member of:

Organization Member:

Media Partner:

Our Community: