Kuliner tradisional memang sudah melekat di lidah kita, dan mudah diterima oleh khalayak luas. Tidak heran banyak bermunculan warung-warung yang mengusung makanan tradisional sebagai senjata utamanya, bahkan dari menu tradisional tersebut bisa dibuat sesuatu yang unik dan inovatif tergantung dari si owner itu sendiri.

Contohnya Waroeng Jeep Corner, resto milik Fen Saparita ini bisa menghadirkan menu tradisional dengan tampilan yang unik dan menarik. Dengan menyajikan banyak varian menu, Fen menyuguhkan tiga bahan dasar seperti Ayam, Ikan, dan daging dengan banyak varian. Bahkan, Fen secara konsisten menghadirkan menu baru selama empat bulan sekali untuk membuat warungnya tetap "hidup" dan tidak monoton.

“Makanan itu mulai dari Ayam, Ikan, dan daging. Kami coba memenuhi tiga hal ini, tapi dari bahan ini banyak turunannya seperti ayam geprek, goreng atau bakar, ikan lele terbang, daging iso, babat, banyak variannya. Selain itu, kalau usaha kuliner itu harus punya kreatifitas, jangan sampai satu menu. Saya ini tiap empat bulan sekali wajib ada menu baru, jadi membuat tetap hidup. Kalau monoton orang akan bosan,” jelas Fen Saparita menjelaskan mengenai resto miliknya.

Konsistensi menghadirkan menu baru sudah dia tunjukan, contohnya adalah lele terbang, dimana ikan lele disayat miring dengan baluran bumbu-bumbu rahasia di campur tepung, membuat tampilan ikan lele ini seakan terbang . Menu tersebut adalah konsistensi Fen dalam menghadirkan inovasi-inovasi menu baru.

Untuk harganya sendiri, para pelajar dan mahasiswa tidak akan tercekik dalam menikmati kuliner ini. Bagaimana tidak, dengan banyaknya varian menu yang disajikan. Waroeng Jeep Corner memberikan harga dengan range antara Rp 6.000-Rp 12.000. Dengan harga yang ditawarkan jelas segmen yang ditawarkan Waroeng Jeep Corner sangatlah luas.

“Kemarin kami coba setahun jalan dulu, bagus hasilnya, kami buka gerai kedua beberapa hari yang lalu. Kelasnya ini murah, kayak lele ini cuma Rp 8.000 makanan-makanan itu Rp 10.000 rangenya masih terjangkau, kelas pelajar, kelas mahasiswa itu masih terjangkau, pegawai-pegawai juga masih terjangkau, masyarakat menenagah kebawah masih terjangkau, jadi pasarnya luas. Kami memang kejarnya kesitu, harganya ini murah-murah range harga mulai dari Rp 6.000-Rp 12.000, itu yang bikin orang tertarik,” sambung pria yang juga pemilik dari Melia Laundry ini

Selain itu Fen menjelaskan, dipilihnya nama Waroeng Jeep Corner adalah dimulai dari hobinya bertualang dan mengendarai mobil Jeep. Warung-nya tersebut dijadikan tempat nongkrong bagi komunitasnya yang sudah lelah bertualang dengan mengendarai mobil Jeep. Namun, selain untuk komunitas, Waroeng Jeep Corner ini juga cocok sebagai family resto karena tempat nyaman yang ditawarkan masuk ke segmen mana saja.

“Sejarah sebenarnya saya penghobi Jeep, nah di Yogya itu tempat nongkrong khusus Jeep itu jarang. Kebetulan saya punya tanah kosong yang cukup besar, akhirnya kepikiran untuk membuat usaha kuliner yang bisa untuk tempat nongkrong anak-anak Komunitas Jeep atau Motor, awalnya seperti itu. Buat komunitas awalnya, akhirnya karena saya hobi jeep dan tempatnya ada di pojok, saya kasih nama Wroeng Jeep Corner.

Tertarik mendirikan tempat usaha yang bisa dijadikan tempat nongkrong juga, Waroeng Jeep Corner bisa menjadi salah satu pilihan anda dalam berbisnis. Dengan nilai investasi minimal Rp 175 juta, calon mitra akan mendapatkan semua kebutuhan untuk menjalankan resto, seperti bahan baku selama sebulan, dan alat-alat marketing.

“Nilai investasi Rp 175 juta, terdiri dari Rp 25 juta untuk franchise fee dan Rp 150 juta untuk peralatan. Tapi kalau tempatnya lebih luas, nilai investasi juga akan bertambah, kursi bertambah misalnya, nah kita tinggal tambah peralatannya. Disesuaikan-lah, paling poll di Rp 200 juta,” jelas Fen.