Masuki Era Revolusi Industri 4.0, Bisakah Pelaku Usaha Lokal Untuk Go Digital?

Di era serba digital saat ini, Indonesia harus siap menghadapi revolusi industri keempat. Berbeda dengan revolusi industri ketiga di mana mesin bekerja sendiri- sendiri, Pada revolusi industri 4.0, semua mesin dihubungkan melalui sistem internet atau dikenal dengan istilah cyber. Artinya ada persentase lebih bagi pelaku usaha untuk menerapkan sistem digital pada bisnisnya.

Istilah revolusi industri 4.0 ini kian gencar didengungkan setelah Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, mengungkapkannya di sela acara World Economic Forum on ASEAN 2017 di Phnom Penh, Kamboja. Dalam keterangan resminya, Airlangga menuturkan, Sektor manufaktur nasional harus siap menuju perubahan besar dalam menghadapi revolusi industri keempat atau Industry 4.0.

Menurutnya, konsekuensi dari revolusi industri 4.0 tersebut adalah, pendekatan dan kemampuan baru diperlukan untuk membangun sistem produksi yang inovatif dan berkelanjutan. “Sistem Industry 4.0 ini akan memberikan keuntungan bagi industri, misalnya menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12-15 persen,” ungkapnya.

Terkait hal tersebut, lalu bagaimana tren Revolusi Industri 4.0 bisa diimplementasikan bagi para pelaku usaha di Indonesia. Pemerhati bisnis digital, Ari Nugrahanto melihat hal tersebut masih perlu uluran tangan dari pemerintah agar turut andil mengembangkan industri kreatif nasional.

Meskipun perkembangan bisnis berbasis online Indonesia cukup lambat jika membandingkan dari beberapa negara Asia Tenggara lainnya, namun Ari meyakini selama akses data mudah diakses bagi para pelaku usaha lokal, hal ini akan menjadi kekuatan bagi sebuah bisnis untuk bisa go digital. Namun menurutnya, kondisi saat ini masih jauh panggang dari api dan menjadi kendala bagi para pemain bisnis lokal.

“Dibanding negara ASEAN kita paling tertinggal sedikit. Dari segi pola pikir dan dukungan pemerintah. Kalau negara lain data sangat murah seharusnya data itu tidak perlu dibayar. Jaringan data itu vois itu cuma numpang di user. Kalau disini data yang dibayar tapi vois yang gratis. Kalau mau investasi terkendala dengan police police itu. Karena yang megang data hanya perusahaan besar saja,” papar Ari seusai mengisi seminar bisnis di acara Festival Kuliner Depok, Sabtu (13/5).

Karena itu dirinya berharap pemerintah mulai serius untuk mengembangkan infrastruktur. Karena dengan itu baginya bisnis online Indonesia akan lebih meningkat, terlebih di era revolusi industri 4.0.

“Pemerintah serius ya infrastruktur dulu dibenerin. Katanya palapa ring-palapa ring itu enggak jadi-jadi sampai sekarang. Kalau infrastruktur bagus itu saya rasa kita bisa lebih cepat,” tegasnya. Selain dari segi infrastruktur, pengamanan saat berbisnis online pun harus menjadi perhatian. Karena bagi Ari hal ini yang akan menjadi perhatian bagi konsumen saat bertransaksi.

Karena itu dirinya berharap pemerintah mulai serius untuk mengembangkan infrastruktur. Karena dengan itu baginya bisnis online Indonesia akan lebih meningkat.“Pemerintah serius ya infrastruktur dulu dibenerin. Katanya palapa ring-palapa ring itu enggak jadi-jadi sampai sekarang. Kalau infrastruktur bagus itu saya rasa kita bisa lebih cepat,” tegasnya.

Selain dari segi infrastruktur, pengamanan saat berbisnis online pun harus menjadi perhatian. Karena bagi Ari hal ini yang akan menjadi perhatian bagi konsumen saat bertransaksi.

DISCLAIMER
FranchiseGlobal.com tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi. Tidak semua bisnis yang ditampilkan dalam FranchiseGlobal.com menerapkan konsep franchise semata, melainkan menggunakan konsep franchise, lisensi, dan kemitraan.

Member of:

Organization Member:

Media Partner:

Our Community: