Inilah Sumber Pendapatan Seorang Franchisor
Berbicara tentang omset atau pendapatan bagi bisnis waralaba khususnya para franchisor merupakan hal penting yang menarik untuk dibahas. Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) mengadakan forum diskusi mingguan setiap hari Selasa melalui aplikasi Whatsapp group WALI Family. Tema yang diangkat ialah “Pendapatan Franchisor dan Support Franchise”. Hal ini menarik untuk dibahas terlebih ditahun politik seperti sekarang ini setiap bisnis harus ekstra dalam mencari pendapatan.
Jika dikaitkan dengan bisnis franchise, maka apa saja poin yang termaktub sebagai pendapatan franchisor. Pendapatan franchisor dalam mengembangkan bisnis franchise bisa diperoleh dari Royalti Fee, Bahan Baku, Franchise Fee. Namun terkadang, ada beberapa caseroyalti fee tidak tertagih dengan baik.
Tapi pertanyaannya, mengapa Royalti Fee tidak tertagih dengan baik? Sekjen Perhimpunan WALI, Tri Raharjo mengemukakan bahwa Royalti Fee tidak tertagih dengan baik dikarenakan support yang seharusnya diberikan oleh franchisor kepada franchisee tidak berjalan dengan baik. “Sehingga, ini yang kadang membuat franchisee enggan bayar Royati Fee. Meskipun hal ini merupakan kewajiban dari franchisee,” katanya.
Menurut Pengamat waralaba dari IFBM, Royandi Junus, Royalty Fee dikenakan kepada Franchisee karena mereka memakai HKI Franchisor (Brand, sistem, dan lain-lain) dan merupakan penghasilan utama Franchisor. Bila Franchisee tidak mau bayar, hal ini identik dengan tidak mau pakai HKI Franchisor.
Sementara menurut Wakil Ketua Umum Perhimpunan WALI, Evi Diah Puspitawati mengungkapkan Royalti merupakan pendapatan utama franchisor karena digunakan untuk 'menghidupi organisasi franchisor', 'merawat Brand' dan 'menjalankan support'. Support merupakan kewajiban franchisor karena franchisor mendapatkan hak nya dalam menerima royalti fee
Apa saja support yg harus dilakukan? Ada Training, Monitoring, Operasional support, Marketing support dan R & D. Bila support dijalankan dengan baik maka biasanya outlet franchisee makin baik dan omzet makin meningkat, sejalan dengan peningkatan royalti yang dibayarkan.
Rahadhian Inu K atau yang akrab disapa Nucky ini juga berpendapat sama bahwa sumber pendapatan franchisor bisa diperoleh dari Bahan Baku dan Royalti fee. Meski begitu, Nucky tak sependapat jika Franchise Fee dijadikan sebagai sumber pendapatan franchisor secara reguler. “Franchise fee dalam alokasinya lebih kepada pengembangan perusahaan dan bukan termasuk dari pendapatan yang bersifat reguler,” ujarnya.
Marchandising pun ternyata punya peran sebagai pendapatan franchisor. Dikatakan sebagai pendapatan franchisor karena marchandising diproduksi oleh pusat dan tidak ada ditempat lain sehingga minat para konsumen dan franchisee pun tertarik untuk membelinya. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Divisi Pelatihan Perhimpunan WALI sekaligus Owner MOZ5, Yulia Astuti.
Owner Kane Fried Chicken, Sri Sumarni berpendapat bahwa Equipment pun bisa dikategorikan sebagai pendapatan franchisor dikarenakan adanya produk yang tidak dijual di tempat umum. “Karena di Kane untuk deefyer penggorengan ayam dan showcase display ayam harus dari pusat,” ucapnya.
Kesuksesan franchisor ditengah tahun politik ini tentunya sangat ditentukan oleh sumber pendapatan yang bersifat reguler. Artinya, peran franchisor harus lebih ekstra dalam mencari sumber pendapatan yang bersifat reguler ini.
Kontrol outlet franchisee sebaiknya juga dilakukan oleh franchisor secara baik dan berkala. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap pendapatan. Ketika performansi outlet franchisee berhasil, maka secara langsung franchisor pun akan mengalami keberhasilan bisnis. Salam Waralaba!
.webp)
