IFRA 2017 Rampung, Berapa Nilai Transaksi yang Dihasilkan?

Geliat bisnis Franchise Indonesia nampaknya masih menjadi pasar yang empuk untuk dijajaki. Meski sempat diterpa berbagai gonjang ganjing dalam konteks sosial-politik dalam beberapa waktu terakhir, namun tak menyurutkan masyarakat terutama para pencari bisnis untuk menekuni usaha franchise. Hal ini pun terlihat dalam ajang pameran franchise Indonesia yang digelar pada beberapa waktu yang lalu.

Pada perhelatan International Franchise, License & Business Concept Expo & Conference (IFRA) 2017 kemarin, tercipta nilai transaksi sebesar lebih dari Rp 620 miliar. Nilai tersebut naik drastis dari capaian transaksi pada edisi tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 485 miliar.

Agenda pameran franchise Indonesia yang digelar selama tiga hari di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan ini juga masih mampu menarik minat masyarakat dengan catatan total 14.511 pengunjung. Meski nilai transaksi mengalami kenaikan, namun terjadi anomali dari segi jumlah pengunjung yang mengalami penurunan dari event sebelumnya. Pada tahun lalu tercatat sebanyak 14.953 pengunjung memadati area IFRA 2016.

“Kami berharap penyelenggaraan IFRA tahun ini bisa memberikan manfaat dan merangsang masyarakat untuk lebih berani dan terfasilitasi menjadi pengusaha waralaba," ujar Anang Sukandar, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) dalam keterangan resminya.

Lebih lanjut menurutnya, konsep bisnis waralaba ini dinilai sangat cocok dengan pasar tanah air, karena masyarakat Indonesia sejak lama telah terbiasa dengan usaha sendiri. Anang juga menekankan bahwa konsep waralaba merupakan bentuk dari ekonomi kerakyatan dan bisa menjadi agen pemerataan ekonomi.

“Saat ini, sekitar 70-80 persen kegiatan ekonomi berada di usaha mikro, kecil dan menengah. Seseorang yang membuka usaha waralaba dan berhasil mengembangkan usaha tersebut bisa naik kelas secara ekonomi," tambahnya.

Pameran franchise Indonesia yang berlangsung selama 3 hari ini menghadirkan 150 perusahaan dengan 350 merek. Selain agenda expo, IFRA 2017 juga menghadirkan program seminar dan pendukung lainnya mendapatkan atensi hangat dari para peserta dan pengunjung.

Tidak hanya itu, sebagai bentuk apresiasi kepada generasi muda, IFRA kembali mengadakan The 2nd IFRApreneur Business Concept Compititon 2017. Hasil penjurian, konsep bisnis Emeryss dari Prasetya Mulia Business School menjadi pemenang pertama, sementara pemenang kedua adalah Ethos dari Swiss German University, dan pemenang ketiga diraih Mirae Craft dari Prasetya Mulia Business School.

IFRA 2017 juga memberikan penghargaan ‘The Best Advertisement’ kepada Bimbel Tiki Taka, dengan nominasi lainnya yaitu Apotek K24 dan Barberbox. Untuk ‘The Best Booth Design’, Modena berhasil keluar sebagai pemenang dengan dua finalis lain yaitu Lion Superindo dan NAV Karaoke. Sementara untuk transaksi tertinggi pada IFRA 2017 dipegang Golden Martabak dan Mr. Montir.

DISCLAIMER
FranchiseGlobal.com tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi. Tidak semua bisnis yang ditampilkan dalam FranchiseGlobal.com menerapkan konsep franchise semata, melainkan menggunakan konsep franchise, lisensi, dan kemitraan.

Member of:

Organization Member:

Media Partner:

Our Community: