Hoshino Tea Time; Budayakan Minum Teh Khas Taiwan Di Bumi Pertiwi
Budaya minum teh bersama kerabat dekat, keluarga, hingga rekan sejawat rupanya tidak hanya terjadi di Indonesia. Di beberapa belahan negara lain seperti di kawasan Asia Timur, minum teh bersama bahkan menjadi ritual yang sudah dilakukan sejak berabad-abad lampau. Misalnya saja di Jepang, menyajikan minuman teh untuk tamu memiliki adat upcaranya tersendiri. Tradisi ini masih dilakukan turun-temurun hingga terkenal sampai era milenium kedua sekarang ini.
Tak terkecuali dengan brand-brand yang mengusung produk teh sebagai menu andalannya. Mereka mengadopsi tradisi minum teh bersama sebagai bagian dari produk yang mereka sajikan kepada pelanggan. Tidak hanya di Jepang atau negara Asia Timur lainnya, brand-brand tersebut juga membawa budaya minum teh itu ke berbagai belahan negara lain, termasuk Indonesia.
Hosino Tea Time menjadi salah satu brand asal Taiwan yang mempopulerkan tradisi minum teh bersama ini. Meski berasal dari Taiwan, namun budaya minum teh yang diperkenalkan Hosino berakulturasi dengan tradisi yang berada di Jepang. Alhasil Hoshino Tea Time menjadi kafe pertama dengan konsep kedai teh asli Taiwan di Indonesia, khususnya di Jakarta.
Saat ditemui di outlet Hosino Tea Time yang berada di dalam area Sunken Plaza, BPTN Tower, Kuningan Jakarta Selatan, Chief Executive Officer Hoshino Group, Fukuki Hoshino, mengungkapkan jika kehadiran bisnis tehnya di Indonesia adalah untuk memberikan pengalaman minum teh terbaik kepada masyarakat tanah air.
Fukuki yang menjadi generasi tiga penerus grup usaha Ten Ren Group sejak 1953, menuturkan jika pengalaman Hoshino Tea Time yang sudah expert di bidang kedai teh Taiwan selama 63 tahun menjadi salah satu keunggulan yang tidak dimiliki oleh merek sejenis. Ia juga melihat potensi market di Indonesia masih sangat besar, sehingga pria yang baru menetap di tanah air selama empat tahun ini, yakin jika Hoshino Tea Time bisa diterima oleh masyarakat luas.
“Kami sudah memiliki 2000 cabang di seluruh dunia secara franchise, termasuk di Amerika, Canada, Jepang, Taiwan, Australia, Singapura, Filipina, Malaysia, Macau dan Hongkong. Kami berharap bisa mengulang kesuksesan di Indonesia seperti gerai-gerai kami sebelumnya,” ujarnya kepada FranchiseGlobal.com.
Hoshino Tea Time sendiri baru menjejakan kakinya di Bumi Pertiwi pada April 2016 lalu. Tidak hanya menyajikan berbagai keunggulan produk teh khas Taiwan, Hoshino juga menawarkan varian menu makanan sebagai hidangan yang bisa disantap disela menikmati minuman teh. Kendati lebih memposisikan diri sebagai kedai teh level up scale, namun Hoshino Tea Time tidak mematok harga yang perlu merogoh kocek dalam bagi pelanggannya.
Terlebih selama satu tahun lebih beroperasi di dalam area BTPN Tower, mayoritas pelanggan Hoshino adalah pegawai kantor atau tamu yang tengah beraktifitas di sekitar area Mega Kuningan, Jakarta. Hal ini makin santer terlihat saat jam makan siang kantor, seluruh tempat duduk yang tersedia di dalam outlet maupun outdoor, langsung terisi penuh dengan pelanggan yang ingin menghapus dahaga dan rasa lapar mereka.
“Karena kami menyediakan menu Taiwan Food dan Japanese Food, sehingga di tempat kami juga bisa sekadar minum teh dan juga bisa sebagai tempat meeting atau makan reguler seperti makan siang dan makan malam. Jadi konsepnya cafe dan restoran. Makanan kami jual mulai dari Rp40 ribu sampai Rp140 ribu, itu sudah sama minuman. Untuk skala kantoran ini harganya masih terjangkau dan bisa masuk, Kalau direstaurant Mall bisa diatas itu,” tutur pria yang belum fasih berbahasa Indonesia itu.
Selang satu tahun beroperasi, Hoshino Tea Time pun mulai berencana untuk membuka peluang franchise kepada calon franchisee yang berada di Indonesia. Namun secara eksplisit, Fukuko mengungkapkan, rencana ini mulai digulirkan dengan kondisi outlet perdana Hoshino Tea Time bisa berjalan mulus hingga menginjak tahun keduanya di Indonesia.
.webp)
