Edy Ongkowijaya : “It’s a Business Without Borders And Limit. Anything is Possible”

Dialah Edy Ongkowijaya sang Owner D’PENYETZ. Sosok yang penuh canda tawa ini diibaratkan sebagai sosok yang tidak bisa duduk berlama-lama dari pagi hingga sore di kantor. Alhasil, dengan ambisinya ini membuat Edy bebas leluasa menggapai impiannya menjadi seorang pengusaha kuliner handal.

“Dulu saya bekerja terakhir di perusahaan Jepang di bagian Shipping. Untuk cita-cita memang dari dulu sudah ada ambisi karena saya bukan tipe orang yang bisa duduk diam dari pagi sampe sore di kantor seharian. Lelucon kata, mulut ini bisa berbusa kalau tidak ngobrol,” katanya dengan candaan kepada franchiseglobal.com.

Suka dengan tantangan. Itulah yang tertanam dalam hati Edy sehingga dirinya pun bertekad membuka bisnis sendiri. Namun tak mudah membuka usaha di Singapura. Edy masih mencari cara mau buka usaha apa. Akhirnya terbesit dalam pikirannya bahwa di Indonesia menu ayam goreng merupakan menu favorit. Disamping itu, dirinya pun merupakan sosok penggemar menu ayam goreng. Alhasil, dirinya pun bertekad membuka bisnis tersebut dengan penyajian ayam goreng penyet.

“Dan sebagai penggemar ayam goreng, waktu itu saya berpikir bahwa di Indonesia banyak sekali jenis ayam goreng, jadi kepikiran ayam penyet karena keunikan pas disajikan di banding ayam goreng biasa lainnya. Jadi kenapa tidak menjadi pelopor di Singapura,” terangnya.

Edy mengungkapkan, bisnisnya pertama kali berdiri di Singapura tahun 2005 sebagai pelopor pertama ayam penyet dengan brand lain yakni Ayam Penyet RIA. “Yang akhirnya pada tahun 2008 independent dengan brand Dapur Penyet. Kenapa ayam penyet karena di Singapura ketika itu tidak ada tempat makan khas Indonesia asli yang menyajikan menu dengan harga ekonomis. Adanya waktu itu restoran Indonesia tapi dengan taste tidak asli dan harga menu lumayan mahal,” terangnya.

Apa yang diupayakan oleh Edy ternyata mendapat sambutan yang hangat terutama dari keluarga. Edy menceritakan, awalnya saat masih lajang yang mendukungnya ialah orang tua dan adik saya. Dan dengan berjalan waktu, isterinya sangat berperan dalam mendukung dan malah membantu dalam menjalankan usaha ini. “Di setiap ada masalah atau rintangan, dihadapi bersama tidak hanya bersama team yang sangat dekat bagaikan keluarga, tapi juga isteri yang selalu memberi motivasi dan saran nasehat. Intinya, pengaruh mereka sangat besar,” tuturnya.

Seiring dengan kesuksesan yang telah diraihnya, Edy pun bertekad menularkan bisnisnya kepada anaknya kelak. Namun, katanya, jika anaknya tidak berselera dirinya tidak akan memaksakan kehendak anaknya. “Karena bagaimanapun ini adalah bisnis yang dikonsumsi ramai orang, dan seru. It’s a business without borders and limit. Anything is Possible. Jujur saya sendiri terkadang masih tidak percaya kalau D’PENYETZ telah hadir di 5 negara,” ujarnya.

Edy banyak berharap kepada negara Indonesia agar membuat peraturan yang jelas dan ketat supaya semua franchisor mengerti dan tahu apa yang harus dilakukan dalam segi licensing, STPW, Pariwisata dan lainnya. “Dan informasi bisa mudah didapat dan tidak simpang siur karena masih banyak teman teman juga masih tidak mengerti aturan main, lisensi dll. Selain itu juga harus ada peraturan ketat untuk mencegah franchisor yang tidak bertanggung jawab atau hanya bersifat HIT AND RUN. Jadi ketika sudah mengumpulkan banyak franchisee, terus ditinggal dan dibiarkan begitu saja tanggung jawabnya. Harus ada hukum yang jelas juga untuk menindak pemain franchisor yang kayak begitu,” ucapnya.

Untuk para pebisnis Indonesia yang ingin ekspansi ke luar negeri, Edy menyarankan supaya melakukan riset and research terlebih dahulu tentang negara yang mau dituju. “Dipelajari demographic, hukum, peraturan peraturan, new company registration procedure bagaimana cara bikin PT, yang dimana itu semua didapati online di jaman sekarang,” terangnya.

Setelah itu, lanjutnya, harus ada kunjungan juga ke negara-negara yang mau dituju sehingga bisa dilihat secara langsung feeling market nya apakah sesuai tidak dengan produk yang mau dijual. Hal ini pun berlaku untuk kultur budaya apakah sesuai. “Setelah itu rajin untuk networking and meeting people. Di dunia bisnis international, networking is very important. Terkadang bagi saya beberapa orang yang saya kenalan adalah seperti malaikat utusan yang Tuhan kirim. Justru orang yang kita harapkan malah hanya CCA alias cakap cakap aja mau begini begitu,” candanya.

Selain itu, kata Edy, rajin untuk mengikuti pameran franchise yang ada di luar negeri untuk menambah wawasan dan cari tahu bagaimana bisa berpartisipasi setelah itu. “Dan terakhir, tidak pernah boleh merasa sudah sempurna dan terbaik, selalu upgrade dan berikan ruang untuk selalu berinnovasi. Perbanyak research dan juga pelajari market behavior sekarang yang semakin jauh berbeda dibanding dulu. Keep Leaning At Any Age,” tutupnya. 

DPENYETZ

  • Company: PT. Rasapura Nusantara
  • Country: ID
  • Since: 2009
  • Outlet: 105 Outlet (Indonesia, Malaysia, Singapura, dll)
  • BEP: 8-21 bulan
  • Franchise Fee: -
  • Royalty: -
  • Others: -

Request Information

To learn more about DPENYETZ, request information today!

DISCLAIMER
FranchiseGlobal.com tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi. Tidak semua bisnis yang ditampilkan dalam FranchiseGlobal.com menerapkan konsep franchise semata, melainkan menggunakan konsep franchise, lisensi, dan kemitraan.

Member of:

Organization Member:

Media Partner:

Our Community: