Dibalik Suksesnya Sang Bos Angin

Tapi pernahkah anda berpikir jika angin bisa mendatangkan prospek bisnis yang begitu kencang sekencang hembusannya? Awalnya memang tidak terpikirkan, namun waktu dan perubahan zaman sudah menjawabnya. Apa jawabannya? Jawabnya ialah GREEN NITROGEN.

Ya, karena dengan memanfaatkan ide angin ini, GREEN NITROGEN menjadi sebuah perusahaan bisnis pengisian angin dan tambal ban terbesar di Indonesia. Saat ini, hampir di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik pertamina mudah dijumpai GREEN NITROGEN. Karena itu, wajar saja jika GREEN NITROGEN saat ini disebut-sebut sebagai perusahaan berbasis angin perubahan.

Lantas bagaimana ide awal mendirikan bisnis ini? Adalah CEO GREEN NITROGEN Adang Wijaya yang merupakan salah satu sosok sukses berdirinya GREEN NITROGEN hingga saat ini. Ide awal pendirian bisnis ini ternyata cukup sederhana. Ketika itu Adang berpikir bagaimana memanfaatkan angin supaya menjadi besar layaknya air minum kemasan yang sering disebut Aqua dengan minuman the dalam bentuk kemasan yang biasa disebut the botol.

“Ketika Aqua hadir, pilihan orang mulai berubah, dari mengonsumsi air rebus ke air kemasan. Sosro mengubah gaya minum the dari sebelumnya diseduh menjadi dalam kemasan. Saya berpikir bagaimana caranya orang beralih menggunakan angin biasa ke nitrogen,” kata Adang Wijaya di saat melakukan acara kupas tuntas sukses berbisnis Nitrogen.

19 Mei 2011 merupakan hari yang tidak akan pernah dilupakan oleh Adang bersama kawan seperjuangannya. Pasalnya, hari itulah kali pertama outlet bisnisnya hadir di tiga lokasi yakni SPBU Harapan Indah Bekasi, SPBU Tendean Jakarta Selatan dan SPBU Bintaro Tangerang Selatan. “Di awal beroperasi omset dalam satu hari masih sangat rendah. Kisaran lima ribu rupiah hingga dua puluh ribu rupiah sehari. Pernah mendapatkan 40 ribu sehari wah senang banget rasanya,” kenangnya.

Namun, masuk SPBU dan berbisnis disana luar biasa ujiannya. Sambutan dari pihak SPBU diawal-awal masa GREEN NITROGEN berdiri sangat negative. Sejumlah SPBU menolak bahkan ada yang merespon tawarannya dengan ketus. “Ada pemilik SPBU bilang SPBU sudah ada layanan angin gratis, kamu malah mau jualan angin,” kata Adang menirukan gaya pemilik salah satu SPBU.

Hingga akhirnya, Adang bertemu dengan pemilik SPBU Harapan Indah Bekasi berkat seorang pelanggan tetap di bengkel SPBU Harapan Indah. “Dialah penyambung lidah kami. Dia tahu persis karakter sang pemilik SPBU yang biasa dipanggil Pak haji,” kenangnya.

Rupanya betul, Pak Haji sangat berbeda dengan pemilik SPBU lainnya yang pernah ditemui oleh Adang. Menurutnya, inilah pintu gerbang pembuka bisnisnya menjadi lebih banyak lagi. “Sampai beliau malah menyerahkan penentuan biaya sewa lokasi kepada saya,” terangnya.

Adang mengenang, kalau dulu sejumlah SPBU Pertamina banyak yang menolak bahkan pihaknya yang sampai memohon untuk sewa lokasi, kini giliran SPBU Pertamina yang melamarnya. “Ibaratnya kalau dulu itu kita ngemis-ngemis, sekarang malah kita yang banyak tawaran,” ucapnya.

kini gerai outlet GREEN NITROGEN sudah mencapai 600 outlet. Adang mempunyai program tersendiri untuk masalah pelebaran sayap ini supaya berjalan maksimal. Nama program itu ialah “SPRINT To 1000 Outlets” Dengan program ini nantinya GREEN NITROGEN akan mempunyai outlet yang berjumlah 1000. Angka yang sangat fantastis untuk sebuah bisnis berbahan dasar angin ini.

DISCLAIMER
FranchiseGlobal.com tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan transaksi. Tidak semua bisnis yang ditampilkan dalam FranchiseGlobal.com menerapkan konsep franchise semata, melainkan menggunakan konsep franchise, lisensi, dan kemitraan.

Member of:

Organization Member:

Media Partner:

Our Community: